Thursday, January 21, 2010

Resiko Menunda Kehamilan

Banyak ahli klinik kesuburan di dunia mengatakan bahwa usia terbaik untuk melahirkan adalah antara 20-35 tahun. Masalah kesuburan mulai meningkat setelah wanita memasuki usia 35 tahun dan semakin memburuk pada usia di atas 40 tahun. Bantuan untuk wanita agar hamil sangat sulit jika dilakukan di atas usia 30 tahun. Pada wanita usia 30-35 tahun, bantuan teknologi reproduksi (ARTs) hanya efektif setengah saja dan pada usia 35-40 tahun, maka ARTs hanya efektif sampai 30% saja. Teknik-teknik bantuan kesuburan akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia wanita.

Berkurangnya kesuburan wanita di atas usia 35 tahun umumnya diperburuk jika terdapat penyumbatan pada saluran tertentu atau hitungan sperma yang rendah pada pria, karena pria juga mempunyai resiko akibat menunda masa mempunyai anak. Semakin tua usia pria, semakin rendah jumlah dan kualitas sperma mereka.

Wanita yang hamil dan melahirkan pada usia di atas 35 tahun juga mempunyai resiko :
  • Mengalami keguguran
  • Cacat pada janin
  • Banyak resiko penyakit lainnya yang menyerang kehamilan. 
  • Meningkatkan resiko terkena kanker payudara, terutama pada wanita yang baru menjalani kehamilan pertama di usia 40 tahunan. Wanita yang baru melahirkan saat berusia 35 tahun memiliki resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan anak pertama di usia 26 atau 27 tahun. Selain karena menunda kehamilan, wanita yang mengalami menstruasi pada usia terlalu muda atau berhenti menstruasi di usia lanjut juga beresiko tinggi terkena kanker payudara.
Wanita yang berusia sekitar 40 tahun masih bisa mengandung dan melahirkan secara normal tapi kualitas telur yang dibuahi buruk dan menjadi masalah pada pembuahan.

Resiko Menggunakan Alat Kontrasepsi

Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan meskipun usia mereka masih muda, disarankan untuk dapat memilih alat dan metode kontrasepsi yang tepat dan berdasarkan anjuran dokter agar dapat menghindari infertilitas atau kesulitan hamil pada saat mereka menginginkan kehamilan lagi. Hal ini dikarenakan kesuburan wanita akan berkurang setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi. Kenapa kesuburan wanita menjadi berkurang setelah menggunakan alat kontrasepsi? Berdasarkan majalah Health Journal, 48% wanita muda yang menggunakan alat kontrasepsi pil anti hamil dan alat kontrasepsi spiral ( alat kontrasepsi IUD ) selama 2-4 tahun, mengalami sulit hamil saat menginginkan anak pertama. Mereka menemukan faksta bahwa faktor anti bodi anti sperma pada wanita dapat memicu kegagalan kehamilan. Kondisi ini terjadi karena pemerosotan potensi sperma dalam membuahi ovum ( sel telur ) pada tubuh wanita. Muncul dugaan kuat bahwa penggunakan alat kontrasepsi pil, alat kontrasepsi suntik ( suntik KB ) yang berisi hormon penolak pembuahan  dan juga alat kontrasepsi IUD dalam jangka waktu tertetu menyebabkan meningkatnya antibodi antisperma.

Pada tubuh pria pun bisa tumbul antisperma yang merupakan fenomena autoimun. Autoimun adalah  akibat dari sistem imun yang membentuk antibodi terhadap antigen tubuhnya sendiri. Dalam kasus ini antigennya adalah sperma. Sebaliknya pada wanita tidak mempunyai unsur antigen yang terkandung seperti sperma maupun komponen plasma semen. Akan tetapi, begitu wanita berhubungan sexual dengan pria, dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi antisperma terhadap antigen sperma. Pada tingkat tertentu, antibodi masih bisa ditembus oleh sperma yang berkualitas baik ( sperma yang cepat dan kuat ) untuk membuahi sel telur hingga menghasilkan kehamilan.

Menurut para pakar penelitian, selama penggunaan alat kontrasepsi, pembentukan antibodi terhadap sperma akan terus terbentuk. Bahkan semakin lama kadarnya semakin tinggi dan pertahanannya semakin kuat. Ini yang menyebabkan  sulit mendapatkan keturunan. Dalam tubuh wanita terlanjur timbul kontrasepsi alami yaitu antibodi kuat penolak kehadiran sperma yang hendak membuahi sel telurnya. Kalaupun sampai terjadi pembuahan, akan membentuk efektor imun yang lebih kuat. Efektor imun adalah sistem imun seluler yang dibawa oleh leukosit, makrofag dan lain-lain, yang mampu menimbulkan peradangan terhadap janin dan plasenta yang mulai berkembang dalam rahim sang ibu. Penolakan imun ini bisa berakibat keguguran.

Cara mengatasi sulit hamil setelah pemakaian alat kontrasepsi

Jika setelah memakai alat kontrasepsi mengalami sulit hamil, pasutri dianjurkan menjalani terapi kondom selama 6-10 bulan. Selama itu antibodi akan menurun dan terjadi pembersihan di daerah organ reproduksi wanita. Saat pemakaian kondom dihentikan, pada masa subur sperma akan bermigrasi sampai ke saluran indung telur dan bertemu dengan ovum tanpa halangan.

Tapi jika terbentuknya antisperma bukan gara-gara penggunaan alat kontrasepsi melainkan karena di dalam  tubuh wanita terbentuk  antibodi antisperma secara alami, solusinya dengan pemberian obat imunosupresi yang akan menekan pembentukan antibodi terhadap sperma.

Efek samping pemberian obat Imunosupresi

Dengan pemberian obat imunosupresi  dapat menimbulkan efek samping tubuh calon ibu akan kekurangan antibodi sehingga lebih mudah kemasukan kuman atau virus seperti rubela, campak dan lain-lain yang akan membahayakan janin.

Cara yang tepat untuk menunda kehamilan

Bagi pasangan muda yang ingin menunda kehamilan sebaiknya menggunakan kondom karena lebih aman. Alat kontrasepsi kondom akan mencegah pembuahan sekaligus mencegah kontak antara antigen suami dan sistem imun istri sehingga antibodi pada tubuh istri tidak meningkat. Tapi bagaimanapun juga pasutri yang ingin menunda kehamilan, ber-KB setelah memiliki satu momongan.


Sumber : Aku rangkum dari buku "Penyakit Kehamilan dan pengobatannya"

0 comments:

Post a Comment

 

© 3 Columns Newspaper Copyright by Info Tentang Kesehatan, Penyakit dsb | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks